PAHLAWAN DUNIA AKHIRAT
@sobirinmuhammad
“Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah Melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah Menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah Melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS. An Nisa 4 : 95)
Al Quran membandingkan beberapa kondisi manusia dalam kehidupannya senada dengan ayat di atas. Orang yang buruk versus orang yang baik (QS. 5:100), orang yang berhaji dan mengurus masjidil haram versus orang yang beriman dan berjihad (QS. 9:19), orang beriman versus orang fasik (QS. 32:18), orang yang berinfak dan yang berjihad sebelum fathul makkah dengan orang yang melakukan hal sama sesudahnya (QS. 57:10), penghuni neraka versus penghuni surga (QS. 59:20). Ayat-ayat tersebut setiap orang diberikan pilihan untuk berada pada salah satu sisi dalam kehidupannya, sisi yang baik dengan konsekuensi kebaikan dunia akhirat versus sisi yang buruk dengan konsekuensi kerugian di dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW. bersabda “Pada hari kiamat nanti, dihadirkan seorang laki-laki yang mati dalam keadaan peperangan fii sabilillah (di jalan Alloh). Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Alloh hingga ia mengakuinya. Selanjutnya ia ditanya, “Apa yang telah engkau perbuat di dunia?” Ia menjawab, “Aku telah berperang demi Engkau (Alloh) hingga aku terbunuh.” Alloh berkata, “Bohong! Engkau berperang bukan karena aku, tapi supaya engkau disebut pahlawan. Kini gelar itu telah engkau peroleh.” Lalu orang itu diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.” (HR. Muslim)
Bayangkan! Berperang di jalan Allah (jihad fii sabiilillah) adalah puncak dari perjuangan seseorang yang nilainya sangat mulia di hadapan-NYA. Namun hal itu menjadikannya celaka dengan balasan neraka tatkala tidak memenuhi kaidah diterimanya amal yakni ikhlas dan mengikuti contoh dari Rasulullah. Sehingga bisa jadi di hadapan manusia dia adalah seorang pahlawan tetapi tidak sama sekali di hadapan Allah SWT.
Menurut KBBI, pah•la•wan n orang yg menonjol krn keberanian dan pengorbanannya dl membela kebenaran; pejuang yg gagah berani. Dalam hal ini pahlawan bisa dikatakan adalah pejuang yang terus berjuang dengan penuh keihklasan sampai menemukan momentum puncak perjuangannya yang disempurnakan dengan pengorbanannya
Ikhlas
Ikhlas adalah inti aqidah kita yang menunjukkan kita bertauhid dengan menjadikan hanya Allah SWT sebagai tujuan. Ikhlas meliputi keseluruhan proses amal dan perjuangan kita, mulai dari niat, saat, dan sesudahnya. Ikhlas lah yang membuat amalan kita bernilai.
”Berapa banyak amal yang remeh menjadi besar gara-gara niat. Dan berapa banyak amal yang besar menjadi remeh gara-gara niat.”(Abdullah bin Mubarrak)
Momentum
Tidak ada seorang pun pahlawan yang hadir di setiap kejadian. Kaidahnya, setiap kejadian ada pahlawannya, dan setiap pahlawan untuk satu kejadian. Tentu kita ingat ada pahlawan badar, pahlawan uhud, pahlawan qadisiyah, pahlawan khandak, dsb. Dalam sejarah bangsa kita pun kita ingat ada pahlawan pergerakan, pahlawan kemerdekaan, pahlawan revolusi, dll.
Terus berjuang
Dalam ilmu fisika, momentum adalah massaxkecepatan, dan kecepatan adalah jarak/waktu. Jadi bagi seorang pahlawan tidak ada kata untuk berhenti berjuang, karena dia harus membuktikan bahwa beban yang dia pikul harus disampaikan pada tujuannya dengan terus memperhatikan batas waktu hidup dia di dunia (ajal). Sehingga ketika seorang pahlawan terus berjuang akan sampai pada sebuah definisi momentum adalah bertemunya niat baik (yang ditunjukkan dengan terus berjuang) dan kesempatan.
Berkorban
Seorang pahlawan akan mengorbankan apapun yang dimiliki dirinya untuk menggapai cita-citanya yang luhur. Al Quran mengajarkan kepada kita untuk berkorban dengan harta dan jiwa demi mendapatkan surga dan ampunan-Nya. Untuk sampai bisa berkorban dengan sesuatu yang besar, harus dilatih dengan memulainya berkorban dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
Mendapatkan pengakuan dari selainnya
Pahlawan sejatinya tidak butuh pengakuan dari selainnya, namun justru pengakuan itu muncul setelah mereka tiada. Bagi kita, cukuplah Allah SWT Dzat Yang Mahamengetahui sebagai saksi semua amal dan perjuangan kita, sehingga kita bisa meraih gelar pahlawan dunia akhirat.