Artikel

Kitab Al-Qur’an: Keajaiban Wahyu, Awal Kebangkitan Islam

Kitab Al-Qur’an berisi wahyu langsung dari Allah Swt. kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa turunkannya Al-Qur’an adalah momen luar biasa yang mengubah wajah dunia. 

Merenungi penurunan Al-Qur’an di bulan Ramadhan khususnya di Lailatul Qodar ini, semoga bisa membuat setiap amalan kita bersama Al-Qur’an bisa jadi lebih terasa hingga ke lubuk hati.

Kitab Al-Qur’an Turun pada Malam Lailatul Qodar

Kitab Al-Qur’an pertama kali turun pada malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya pada salah satu malam di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Peristiwa ini lah yang membuat Lailatul Qadar sangat spesial dan penuh keajaiban. 

Wahyu pertama yang Nabi Muhammad SAW terima adalah surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Wahyu ini menjadi permulaan perjalanan panjang risalah Islam oleh Rasulullah SAW.

Ayat Pertama Al-Qur’an di Gua Hira

Ayat dalam Al-Qur’an pertama turun di Gua Hira, sebuah gua yang terletak di puncak Gunung Nur, dekat Mekkah. Gua Hira adalah tempat Nabi Muhammad SAW sering menyendiri untuk bermeditasi dan merenung.

Pada suatu malam yang penuh ketenangan, tepatnya pada malam Lailatul Qadar, Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dan menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT. Jibril berkata: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan” (Q.S. Al-Qadr: 1)

Keajaiban dalam Proses Turunnya Ayat Al-Qur’an

Turunnya wahyu Al-Qur’an tidak hanya terjadi sekali, tetapi berulang kali selama 23 tahun, mulai wahyu pertama di Gua Hira hingga wahyu terakhir di masa akhir hayat Nabi Muhammad SAW. Selama itu, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam berbagai cara, kadang melalui Malaikat Jibril, atau kadang wahyu datang dalam bentuk suara seperti deru lonceng yang terdengar di hati beliau.

Setiap wahyu yang turun berfungsi untuk memberikan petunjuk dan hukum-hukum yang mengatur kehidupan umat Islam, baik itu berkaitan dengan ibadah, sosial, ekonomi, hukum, maupun moral. Setiap ayat Al-Qur’an turun sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh umat Islam pada waktu itu. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang sangat relevan dengan kondisi zaman.

Penyampaian Al-Qur’an oleh Nabi Muhammad SAW

Setelah menerima Kitab Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW menyampaikannya secara bertahap kepada umat Islam, sesuai dengan waktu dan situasi yang dihadapi. Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk menghafal dan mengamalkan ayat-ayat yang diturunkan, sementara para sahabat menuliskannya pada media seperti daun palm, kulit, dan tulang. 

Semua wahyu itu kemudian Zaid bin Tsabit kumpulkan dan tulis sehingga kita bisa membacanya sampai sekarang. Penulisan Kitab Al-Qur’an ini terus mengalami penyempurnaan, termasuk penambahan tajwid agar lebih mudah membacanya, khususnya bagi umat di luar Arab.

Kitab Al-Qur’an sebagai Mukjizat yang Abadi

Kitab Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang masih asli dan terjaga dengan sempurna dari distorsi apapun, sesuai dengan janji Allah SWT dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Selain itu, Kitab Al-Qur’an juga penuh dengan keajaiban ilmiah yang belum diketahui pada zaman itu, namun sekarang dapat sedikit demi sedikit terbukti oleh sains modern. Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang alam semesta, proses penciptaan, biologi, astronomi, dan banyak aspek ilmiah lainnya yang semakin menunjukkan betapa luar biasanya kitab ini.

Amalan Al-Qur’an di Bulan Ramadhan

Hampir seluruh muslim ketika memasuki Ramadhan akan lebih dekat dengan Al-Qur’an. Menambah bacaan atau hafalan. Orang kota, orang desa, semuanya berlomba-lomba mendekatkan diri dengan wahyu-wahyu Allah Swt. 

Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Sespesial itulah Kitab Al-Qur’an. Bayangkan berapa banyak kebaikan yang kita dapatkan saat membaca Al-Quran di bulan Ramadhan yang setiap kebaikannya dilipatgandakan.

Tebar Al-Qur’an Pelosok: Mereka yang Membaca, Kita Juga Dapet Pahala

Sobat, di pelosok sana banyak sekali masjid dengan kondisi Kitab Al-Quran yang tidak layak. Ada yang sobek, usang, bahkan sebagian lembar hilang. Yuk sedekah untuk mereka melalui Masjid Nusantara. Sobat juga bisa coba sedekah untuk pelosok dengan program lain di https://www.masjidnusantara.org/donasi