“Sesungguhnya Alloh SWT telah berfirman : “Wahai anak Adam, tafarrugh-lah untuk beribadah kepada-Ku, maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika kamu tidak melakukannya, maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim, Ath Thabrani)
Apa yang menghalangi kita untuk menunaikan shalat, tepat waktu, dan berjama’ah?
Kalaupun kita shalat, apa yang ada dalam benak kita saat kita menunaikannya?
Mengapa tiba-tiba saja shalat kita sudah selesai?
Apa surat yang dibaca di raka’at pertama dan kedua?
Apa yang kita lakukan segera sesudah selesai shalat?
Apa yang kita fikirkan saat kita tilawah Al Aquran?
Mengapa mudah sekali kita menghentikan tilawah Quran kita untuk hal yang kecil?
Mengapa kesibukan kita perasaan gak ada habisnya?
Masalah demi masalah selalu mendera kita tanpa ada solusi?
Mengapa kita tidak pernah merasa cukup dalam hidup ini?
Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah secuil dari sekian banyak pertanyaan terhadap diri kita sendiri. Mungkin masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang menunjukkan kita tidak bisa menikmati hidup ini.
Sibuk dan Tidak Puas
Kesibukan dan tidak pernah merasa puas adalah dua hal yang mendominasi kehidupan kebanyakan orang hari ini. Sibuk bekerja, sibuk mencari uang, sibuk mengejar target, sibuk memuaskan atasan, sibuk belajar untuk menghadapi ujian, sibuk mencari alasan, bahkan pura-pura sibuk agar kelihatan sibuk. Sudah tercapai satu keinginan, langsung mengejar lagi keinginan yang lebih besar. Tak jarang, belum sempat menikmati apa yang sudah dikejarnya, tenggelam lagi dalam pegejaran berikutnya. Waktu muda dikorbankan ibadahnya karena berfikir masih bisa dilakukan saat tua. Kesehatan dikorbankan untuk mencari harta, padahal tidak jarang sudah tua harta justru dikorbankan untuk kesahatannya. Mmhhh… capek banget yah hidup kayak gitu…
Berkomunikasi dengan Allah
Kita tahu persis bahwa ada dua keadaan kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Pertama, saat kita shalat. Itulah saat kita berbicara kepada Allah untuk menyampaikan hajat dan kebutuhan kita dengan bacaan-bacaan shalat kita. Kedua, saat kita baca Al Aquran. Itulah saat Allah SWT berbicara kepada kita memberikan petunjuk dan solusi dari masalah-masalah kehidupan yang kita hadapi, dan berbagai hajat yang kita butuhkan. Sudah sepantasnya kita menikmati saat-saat berada dalam dua keadaan tersebut, yakni saat shalat dan saat baca Quran.
Makna Tafarrugh
Secara bahasa tafarrugh artinya mengosongkan suatu tempat atau wadah agar hanya terisi satu hal saja. Tafarrugh beribadah kepada Allah swt artinya: kita kosongkan dada, jiwa dan hati kita dari berbagai kesibukannya; Kesibukan berangan-angan mendapatkan jabatan tinggi. Kesibukan berkhayal mendapatkan rizki nomplok satu milyar rupiah. Kesibukan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sangat besar. Kesibukan memikirkan bagaimana bisa tinggal di istana yang sejuk, nyaman dan indah. Kesibukan berandai-andai menikmati indahnya berkendaraan mewah dan lux. Kesibukan melamun bisa menikah lagi. Dan kesibukan-kesibukan lain yang oleh para ulama’ terdahulu disebut dengan thulul amal (angan-angan yang berkepanjangan tiada henti).
Ternyata dengan saat beribadah adalah solusi bagi kita atas permasalahan-permasalahan hidup. Sudah saatnya kita membalikkan pola fikir kita. Awalnya kita berfikir, kalau shalat, baca Quran dan ibadah-ibadah lainnya berlama-lama akan mengurangi waktu produktif kita dan menghambat kesuksesan. Rubahlah dengan berfikir bahwa dengan kita meningkatkan kualitas ibadah tersebut, kita menjadi lebih produktif karena masalah hati sudah selesai dan banyak alternatif solusi yang akan memudahkan kesuksesan tercapai.
Kaya Hati
Orang yang kaya hatinya, bisa jadi secara materi tidak sebanyak dan melimpah seperti orang lain, tetapi bisa jadi dengan dalam beribadah kepada Allah menjadikannya hamba Allah yang pandai bersyukur. Disinilah letak kekayaannya. Bahagia tu di sini, di dalam hatiku (itu harusnya lagu yang terus kita dendangkan)
Kebutuhan vs Keinginan
Tidak semua keinginan itu yang dibutuhkan. Allah SWT menjanjikan bagi yang dalam beribadah akan menutup kefakirannya. Fakir itu hakikatnya memiliki hajat (kebutuhan). Bagi Allah sangat mudah untuk memenuhi semua keinginan manusia, tapi belum tentu keinginan tersebut baik untuknya (lihat Al Quran 2:216). Jadi kebahagiaan kita adalah saat kita yakin dan sadar bahwa Allah SWT selalu memenuhi kebutuhan kita.
Dengan dalam beribadah kepada Allah SWT, kita akan bahagia dengan kaya hati dan selalu dicukupkan segala kebutuhan kita. Juga kita akan dihindarkan dari kesibukan yang melalaikan dan selalu merasa kurang. Bahagia tuh di sini, di dalam hati…
http://kangsob.com/bahagia-tuh-di-sini/