GARUT – Penantian 60 tahun warga Selaawi tunai pada Selasa, (19/08/2020), saat masjid baru mereka diresmikan Yayasan Masjid Nusantara (YMN), di Kp. Cinyatuh, Desa Selaawi, Kec. Talegong, Garut.
Masjid yang awalnya bernama Al Jihad itu, kini bukan hanya berganti nama menjadi Masjid Taman Surga Nurul Hayati, tetapi juga berganti rupa menjadi lebih kokoh dan luas.
“Masjid yang kokoh itu menunjang kenyamanan dan ketentraman beribadah. Kalau tidak tentram, misalnya takut roboh, otomatis ibadah pun jadi tidak khusyuk,” tutur Pras Purworo, Direktur Masjid Nusantara.
Selama 60 tahun, masjid belum tersentuh renovasi, karena mata pencaharian warga hanya petani dan pedagang kecil berekonomi kecil. Akhirnya, mereka dipertemukan dengan YMN yang memang fokus pada penggalangan dana pembangunan masjid pelosok.
“Masjid adalah fondasi penting selama kita hidup di alam dunia ini sampai akhir hayat,” ujar Camat Talegong, Frederico Fernandes, yang hadir dalam peresmian tersebut bersama aparat pemerintah lainnya.
Bangunan Masjid Nurul Hayati sendiri terbilang berbeda dengan masjid kebanyakan. Bergaya minimalis tropis, tanpa kubah khas masjid.
“Pada umumnya masjid di daerah pelosok memiliki gaya arsitektur yang baik dan sederhana, menyesuaikan dengan iklim setempat, namun kali ini kami buat agak kontras karena ingin masjid ini menjadi ikon baru di Kampung Cinyatuh,” ungkap Lutfi Maknun, arsitek masjid tersebut.
Meski demikian, “hawa” masjid tetap terasa dari ornamen kaligrafi dan desain lengkung jendela. Paduan cat warna putih dan emas pun menambah kesan elegan. Hal paling menarik adalah lima buah pintu yang ada di sekeliling masjid, sebagai simbol shalat lima waktu sebagai kewajiban utama seorang muslim.
“Alhamdulillah, dalam waktu sekitar 1,5 bulan, pembangunan masjid selesai. Atas nama pemerintahan setempat dan mewakili seluruh warga Desa Selaawi, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Masjid Nusantara dan Ibu Deny Pujilestari sebagai donatur. Semoga lebih banyak lagi masjid-masjid pelosok yang dibantu,” tutur Kepala Desa Selaawi, Karna Sutisna. (*)