Petang ini, Kamis, 28 Mei 2015 matahari akan tepat berada di atas kabah. Kesempatan akan berlangsung sekitar pukul 16.18 dan 17.18 WIB. Fenomena ini dapat dimanfaatkan oleh umat Islam untuk membetulkan atau mengkalibrasi arah kiblat sholat.
Fenomena ini biasa disebut sebagai rashdul qiblah. Yaitu, ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk ke arah Kabah, seperti dikutip dari laman Kemenag.go.id, Kamis (28/5/2015).
“Bayang-bayang benda yang berdiri tegak, pada tanggal dan jam tersebut akan mengarah tepat ke Kabah,” jelas Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Mukhtar Ali.
Karena itu dia mengimbau umat Islam dan para pengurus masjid/musala memverifikasi kesesuaian arah kiblat. Berikut langkah-langkahnya:
1. Menentukan lokasi masjid, musala, langgar, atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya. Sediakan tongkat lurus panjang 1-2 meter dan peralatan untuk memasangnya. Siapkan juga jam/arloji yang sudah dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/televisi/internet,
2. Cari lokasi di samping atau di halaman masjid yang masih mendapatkan penyinaran matahari pada jam-jam tersebut serta memiliki permukaan tanah yang datar. Pasang tongkat secara tegak dengan bantuan pelurus berupa tali dan bandul. Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya rashdul qiblah agar tidak terburu-buru,
3. Saat rashdul qiblah berlangsung amatilah bayangan matahari yang terjadi (toleransi +/- 2 menit). Di Indonesia peristiwa rashdul qiblah terjadi pada sore hari sehingga arah bayangan menujuu ke Timur. Sedangkan bayangan yang menuju ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang tepat,
3. Gunakan tali, susunan tegel lantai, atau pantulan sinar matahari menggunakan cermin untuk meluruskan lokasi ini ke dalam masjid/rumah dengan menyejajarkannya terhadap arah bayangan,
Mukhtar menambahkan, selain tongkat lurus, menara, sisi selatan bangunan masjid, tiang listrik, tiang bendera, atau benda lain yang tegak juga bisa digunakan untuk melihat bayangan matahari tersebut.
“Bisa juga dengan teknik lain, misalnya bandul yang digantung menggunakan tali sepanjang beberapa meter, maka bayangannya dapat kita gunakan untuk menentukan arah kiblat,” pungkas Mukhtar.
Sumber: artefak.com