Indonesia memperingati hari kemerdekaan setiap 17 Agustus. Semaraknya selalu disambut dengan gegap gempita, bahkan sejak jauh hari sebelum hari perayaan kemerdekaan tiba. Lalu, sebenarnya bagaimana makna kemerdekaan dalam bingkai Islam?
Saat masa perjuangan kemerdekaan, para pahlawan bangsa bersama-sama menganut paham merdeka atau mati. Artinya lebih baik mati karena berjuang demi kemerdekaan, daripada hidup di bawah tekanan penjajah.
Saat itu para ulama sepakat, berjuang untuk merdeka sama artinya berjuang di jalan Allah. Maka tak heran, jika dalam fakta sejarah menyebutkan banyak pahlawan kemerdekaan adalah para tokoh agama dan ulama.
Makna Kemerdekaan
Dalam Islam, sebenarnya sejarah para Nabi telah mengisahkan makna kemerdekaan. Sebut saja kisah Nabi Musa yang berusaha membebaskan bangsa Bani Israil dari penindasan Firaun.
Fir’aun memperbudak dan memperlakukan Bani Israil dengan buruk. Kemudian, Nabi Musa datang berusaha membebaskan mereka. Artinya secara eksplisit, Islam menganjurkan umatnya untuk berjuang melawan penjajahan.
Islam secara jelas menggaungkan kemerdekaan bagi setiap bangsa. Rasulullah ﷺ sendiri semasa hidupnya selalu mengkampanyekan usaha pembebasan budak, termasuk perjuangan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, kesamaan derajat warna kulit, serta kesetaraan golongan kaya dan miskin.
Islam menggambarkan kemerdekaan sebagai membangun peradaban tanpa penindasan, yang berarti setiap orang berhak untuk merdeka. Bayangkan, saat kaum Quraisy membuat struktur masyarakat yang membuat kaum lemah selalu dalam posisi tertindas. Rasulullah ﷺ datang dengan membawa pembaruan di mana semua orang dianggap sama di hadapan Allah.
Allah mengutus Rasulullah ﷺ untuk meniadakan bentuk-bentuk penjajahan yang ada saat itu, antara lain penindasan ekonomi, perbudakan, kezaliman sosial, dan disorientasi hidup. Konteks ajaran Rasulullah ﷺ inilah yang jadi dasar kalau perjuangan melawan setiap penjajahan merupakan perjuangan di jalan Allah.
Nasionalisme dan kemerdekaan dalam Islam
Dalam ajaran Islam, nasionalisme adalah anjuran, bahkan beberapa dalil menyebut kalau nasionalime sebagai keharusan. Nasionalisme juga merupakan bentuk perjuangan melawan penjajahan yang secara tegas terlarang dalam Islam.
Imam Al Ghazali menyebutkan, banyak ayat di Al Quran dan hadist secara gamblang menyatakan jika bumi adalah milik Allah dan negara milik Allah. Artinya, seorang Muslim punya kewajiban menjaga Tanah Air dan negaranya.
Al Quran juga menjabarkan tentang nasionalisme, yang berarti kepatuhan kepada pemimpin, atau dalam hal ini negara. Umat Islam diperintahkan untuk selalu taat akan ajaran Allah dan Rasul, serta ulil amri di antara kita.
Apabila ada yang berbeda pendapat, maka sebaiknya untuk mengembalikannya kepada Allah yang Maha Tahu. Jika dilihat dengan seksama, ini adalah anjuran kepada umat Islam untuk hidup berbangsa dan bernegara, serta semangat dan perasaan cinta terhadap bangsa dan Tanah Air.
Mensyukuri kemerdekaan
Saat ini, perjuangan kemerdekaan bukan lagi berhadapan dengan melawan penjajah asing. Meski bentuk kolonialisme Belanda sudah berlalu, kemerdekaan dalam arti lain masih harus diperjuangkan.
Kemerdekaan menurut Islam di zaman sekarang adalah pemanfaatan kekayaan dan sumber daya Tanah Air untuk menciptakan kemajuan dan kemakmuran bangsa yang berasaskan keadilan.
Dari segi ekonomi, makna kemerdekaan menurut Islam adalah keadilan dan ketenteraman. Pemerintah harus bisa menjamin hak-hak rakyat secara adil dan merata.
Kemerdekaan saat ini bisa tercapai jika semua rakyat bisa mengakses pendidikan, kesehatan, kemudahan lapangan pekerjaan, dan hak penghidupan lainnya.
Dalam konteks hubungan internasional, kemerdekaan menurut Islam saat ini juga bisa dimaknai dengan memperjuangkan kemerdekaan bangsa lain yang masih tertindas. Berdasarkan Pembukaan UUD 1945, tertulis kalau Indonesia yang sudah berdaulat juga harus ikut andil dalam perdamaian dunia.
Salah satu bentuk syukur akan kemerdekaan bangsa adalah berusaha memberi manfaat untuk sesama. Sebagai muslim, kita bisa ikut memperluas syi’ar Islam dan menebar kebaikan dengan membangun masjid di berbagai pelosok negeri. Yuk, patungan bangun masjid!
Sumber: Republika, Wahdah, Sarung BHS
Foto: Anggit Rizkianto, Unsplash