Suatu hari, seorang profesor pergi untuk melakukan penelitian di sebuah pedalaman. Sulitnya medan perjalanan memaksa profesor ini menempuh jalur lain yaitu sebuah sungai. Tanpa berfikir panjang sang profesor pun segera mencari seorang nelayan untuk menyebrangi sungai tersebut.
Selama perjalanan diatas kapal sang profesor bertanya kepada sang nelayan, “Apakah bapak tahu tentang ilmu biologi?” Nelayan pun menjawab dengan nada polos, “Apa itu biologi? Makanan ikan ya?” Profesor dengan nada menggurui menimpali, “Masak kamu tidak tahu apa itu biologi? Sungguh rugi sekali kamu, kamu telah kehilangan 20% hidup kamu.”
Lalu sang profesor pun kembali melanjutkan perbincangan. Kali ini ia bertanya, “Tahukah kamu tentang fisika?”
Nelayan dengan minder mencoba menjawab, “Yang pasti bukan makanan ikan kan?” Profesor dengan nada yang merendahkan pun menanggapi, “Kini kamu telah kehilangan 50% kehidupanmu.”
Selang beberapa menit sang profesor kembali bertanya kepada nelayan itu. Pertanyaan yang serupa.
“Kalau kamu tidak tahu tentang fisikan dan biologi, tentu anda tahu tentang geografi?” tanyanya. Nelayan itu menjawab, “Saya memang idiot, saya pun tidak mengetahui apa itu geografi”. Mendengar jawaban itu sang
Profesor pun tertawa terbahak-bahak seraya berkomentar, “Kamu betul-betul telah kehilangan 80% dari hidup kamu!”
Sesaat sebelum sang profesor memberikan pertanyaan keempat, arus sungai mendadak berubah menjadi deras. Derasnya arus membuat perahu yang di tumpangi sang profesor dan nelayan bergoyang dengan sangat keras. Sang profesor tidak dapat menguasai keseimbangan kemudian terjatuh ke dalam sungai. Gantian sang nelayan memberikan pertanyaan kepada profesor tersebut, “Apakah anda bisa berenang?” Seraya setengah tenggelam dan panik, sang Profesor menjawab, “Saya tidak bisa berenang!” Nelayan pun tersenyum dan mengatakan, ” Kalau begitu anda sudah kehilangan 100% kehidupan anda!”
Kisah ini mungkin hanyalah fiksi, namun ini merupakan cerminan dalam hidup kita. Seseorang yang sangat pintar belum tentu bisa menggunakan pengetahuannya. Sedangkan sebuah pengetahuan barulah menjadi sebuah kekuatan saat digunakan. Apalah artinya sebuah pengetahuan jika tidak dapat bermanfaan untuk diri sendiri dan orang lain, apa lagi jika hanya sebagai bahan untuk menyombongkan diri dan merendahkan orang lain. Sungguh Allah tidak menyukai perbuatan yang seperti itu.
Setinggi apapun kita menuntut ilmu, sebanyak apapun pengetahuan yang kita miliki, jika kita tidak mampu menggunakannya, maka semua itu sia-sia belaka. Seorang mukmin haruslah cukup berpengetahuan dan tentunya, mengamalkan pengetahunnya itu untuk kebaikan dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
Dan sesungguhnya kalau mereka mengamalkan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).
(An-Nisaa: 66)
Sumber artikel: disadur dari http://kata-inspirasi-motivasi.blogspot.com/2012/04/kisah-inspirasi-profesor-dan-nelayan.html
Sumber gambar: http://www.themebin.com/wp-content/uploads/hd-wallpapers/1920×1200/the_pearl_fisherman_by_welshdragon-d38h1vo.jpg