Kapan lagi waktu yang tepat membuktikan persatuan umat, jika bukan sekarang? Menjalani Ramadhan di tengah pandemi merupakan kesempatan emas setiap muslim memperbaiki hubungannya secara vertikal maupun horizontal.
Ramadhan adalah momen kita meningkatkan hubungan vertikal dengan Allah, melalui ibadah ritual. Memang, Ramadhan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Tak ada keramaian ibadah di masjid.
Tapi bukan berarti semangat ibadah jadi kendor. Justru kita harus proaktif mencari sebanyak-banyaknya ladang amal untuk ditanami. Salah satu caranya, dengan memperbaiki hubungan horizontal dengan sesama muslim.
Bukan hanya sisi kesehatan yang diserang corona, tetapi juga sosial dan ekonomi. PHK di mana-mana. Dalam sekejap, kondisi ekonomi berubah drastis. Terutama para pencari nafkah sektor informal.
Inilah salah satu ladang amal kita. Masjid Nusantara hadirkan lewat program “Fidyah untuk Muslim Pelosok”. Fidyah adalah mengganti puasa dengan memberi makan satu orang miskin.
“Dan wajib bagi orang-orang yang menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yakni memberi makan seorang miskin.” (Al Baqarah: 184)
Dalam program ini, Masjid Nusantara menyalurkan pembayaran fidyah donatur, dalam bentuk seporsi makanan bergizi untuk muslim di pelosok.
Ukuran fidyah disesuaikan dengan kebiasaan di masyarakat setempat. Selama dianggap memberi makan kepada orang miskin, maka itu dikatakan sah. (Lihat Syarhul Mumthi’, 6: 338 dan At Tadzhib hal. 115)
Seporsi makanan yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayuran, dan buah memang terkesan sedikit jika dilihat masyarakat kota. Padahal di pedalaman, masih banyak dhuafa yang makan pun ibarat Senin-Kamis. Maka, seporsi makanan ini terasa istimewa bagi mereka.
Tak pernah terlambat untuk beramal baik. Tak pernah terlalu sedikit untuk bersedekah. Jangan menilai manfaat kebaikan dari kacamata manusia yang terbatas. Pakailah penilaian Allah, di mana setiap benih kebaikan akan tumbuh menjadi 700 cabang.
Yuk, sapa saudara semuslimmu dengan seporsi makanan bergizi lewat link ini.