Ramadhan datang membawa kesempatan berjuta pahala dan ampunan. Namun di atas semua itu, ia juga membawa Lailatul Qadar, yang para ulama sebut sebagai rahmat Allah untuk umat Nabi Muhammad ﷺ. Mengapa demikian?
Jika dibandingkan dengan umat nabi lain, kita sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ adalah umat dengan masa hidup pendek.
“Dari Abu Hurairah RA, Ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun.’” (HR. At-Tirmidzi)
Sementara itu, usia umat nabi sebelumnya bisa mencapai ratusan tahun. Bahkan, umat Nabi Nuh bisa mencapai 1.000 tahun.
Dengan usia sepanjang itu, waktu untuk ibadah jadi lebih lama. Kesempatan mengumpulkan pahala pun lebih banyak. Lalu, bagaimana nasib kita sebagai umat dengan usia pendek?
Lalilatul Qadar, Rahmat Allah untuk Kita
Allah Maha Adil, Dia turunkan Lailatul Qadar untuk umat Nabi Muhammad ﷺ. Lailatul Qadar adalah satu malam penting di bulan Ramadhan, saat semua kebaikan, keselamatan, dan pahala tercurah.
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 3)
Mujahid, Qotadah, dan ulama lainnya dalam Zaadul Masiir berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada Lailatul Qadar, lebih baik dari shalat dan puasa di 1.000 bulan yang tidak terdapat Lailatul Qadar.
Dalam hitungan matematika, 1.000 bulan adalah sekitar 83 tahun. Jadi, jika umat Nabi Muhammad ﷺ mendapat malam kemuliaan sekali saja dalam hidupnya, maka pahalanya setara dengan ibadah selama 83 tahun.
Bayangkan jika setiap Ramadhan mendapat malam kemuliaan, lebih banyak lagi pahala yang kita dapatkan. Itulah bentuk rahmat Allah untuk umat Rasulullah ﷺ.
Usia kita memang tidak sepanjang umat nabi-nabi terdahulu, sehingga tidak bisa ibadah selama mereka. Namun, Allah tetap memberi kesempatan mengumpulkan pahala yang sama banyaknya, dengan menghadirkan Lailatul Qadar. Inilah satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Masjid Nusantara mengajakmu berburu pahala di Lailatul Qadar, dengan bersedekah untuk para muslim yang beritikaf di masjid. Kesempatan beramal dengan menyediakan makanan sahur dan berbuka untuk mereka.
Sumber: Rumaysho, Tausiyah Ustadz Yayan Somantri (Pembina YMN)
Foto: Unsplash