Berita

Jelajah Masjid Nusantara Masuki Season 6, Lanjutkan Komitmen Bangun Masjid Pelosok

JAKARTA – Jelajah Masjid Nusantara telah memasuki season 6 dan pada Ramadan nanti akan tayang di jaringan jawaposTV. Program yang menyuguhkan perjalanan serta perjuangan membangun masjid di pelosok nusantara tersebut diharapkan dapat menggugah masyarakat muslim untuk terus memakmurkan masjid.

Launching Jelajah Masjid Nusantara Season 6 digelar pada Selasa malam (25/2) di studio jawaposTV, Graha Pena, Jakarta. Dihadiri oleh para mitra dan donatur, launching juga disertai dengan nonton bareng Jelajah Masjid Nusantara special edition. CEO Masjid Nusantara Pras Purworo mengatakan, selama 6 season sejak 2020, Yayasan Masjid Nusantara telah membangun 33 masjid. Pembangunan tersebut dilakukan di daerah pelosok yang memang masih belum banyak berdiri masjid. “Kondisi di pelosok itu tidak sama dengan di kota-kota,” kata Pras.

Membangun masjid di pelosok juga punya tantangan tersendiri. “Di tayangan bisa kita lihat ada lokasi yang hanya bisa dilalui dengan sepeda motor,” ujarnya. Pras bercerita, bahkan ada daerah yang material bangunannya harus dipanggul karena bahkan motor pun tak bisa menjangkau lokasi.

Pras menambahkan, secara umum Masjid Nusantara memiliki empat rumpun program. Yakni, Masjidku Kokoh yang berfokus pada pembangunan fisik. Kemudian program Masjidku Nyaman, yang berusaha memperbaiki sarana dan prasarana masjid. Kemudian Masjidku Makmur yang berfokus pada pemberdayaan. Juga program Mobile Masjid yang menyediakan menyediakan kebutuhan tempat ibadah di perkotaan untuk event-event tertentu. “Ini semua kami lakukan dengan kolaborasi dengan banyak pihak,” ujar Pras.

Asti Yulia dari Amgala Foundation menambahkan, masih banyak daerah di pelosok yang membutuhkan masjid. “Kami berharap makin banyak yang join baik secara personal maupun lembaga,” ujar Asti.
Dalam sambutannya, Sekjen Dewan Masjid Indonesia Dr. H Rahmat Hidayat mengatakan, upaya memakmurkan masjid bisa dilakukan dalam dua sisi. Yakni, dari aspek fisik dan aktivitas sosial. “Setelah (masjidnya) layak adalah bagaimana agar jamaahnya makmur,” ujarnya.

Dalam launching Jelajah Masjid Nusantara Season 6, Adhin Abdul Hakim yang menjadi host bercerita banyak tentang pengalamannya turut menyaksikan pembangunan masjid di pelosok. “Di lokasi itu full of surprises. Ada yang enggak ada air, enggak ada sekolah,” ujar Adhin.
Dia pun juga kaget ketika mendapati masih ada daerah yang belum teraliri listrik. “Pas saya lihat map ternyata masih di Indonesia,” kelakarnya.

Dimas Ramadhan, co-host Jelajah Masjid Nusantara yang juga seorang travel content creator bercerita bahwa saat dirinya memviralkan lokasi yang tidak ada listrik bisa langsung mendapatkan penanganan. “PLN langsung ngecek lokasi. Kemudian ada panel surya,” ujar Dimas.
Dia menambahkan, cerita perjalanan dalam Jelajah Masjid Nusantara akan berdampak untuk menggugah banyak pihak untuk membangun masjid di daerah-daerah terpencil yang membutuhkan. “Ini adalah pengalaman saya yang tak terlupakan,” kata Dimas.


Sutradara Jelajah Masjid Nusantara Ihra Tumiwa mengatakan, selain pembangunan, yang dieksplorasi adalah perjalanannya. “Di perjalanan ini tidak ada gimmick,” kata Ihra. Dia pun bercerita tentang pengalaman tim yang terkena badai di perahu kecil. “Kami 36 jam di kapal ferry, tidak maju tidak mundur,” ujarnya. Ihra dan timnya juga pernah lewat jalan darat selama 15 hari menyusuri Sulawesi. “Kita saling menguatkan. Sejauh apapun, sebahaya apapun, kita harus sampai ke lokasi karena di sana ada masyarakat yang sangat menginginkan masjid,” ujarnya.

Direktur Program dan Jaringan Jawa Pos Multimedia Emar Pasha Amangku mengatakan, Jelajah Masjid Nusantara memenuhi hampir semua unsur penting tayangan televisi. Mulai eksplorasi yang begitu dalam, ketokohan, serta insipirasi yang menggugah. “Buat kami menjadi penting agar bagaimana ini bisa tersampaikan,” ujarnya. Jelajah Masjid Nusantara juga sesuai dengan visi jaringan televisi Jawa Pos yang juga concern di daerah-daerah terdepan, terluar, dan Kami juga mengembangkan televisi-televisi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T.

Sumber: JawaposTV