Makna tahun baru bagi seorang muslim begitu mendalam. Ada lembaran lama yang akan tertutup dan lembaran baru yang siap untuk terbuka.
Tahun baru Islam mempunyai arti dan makna tersendiri untuk umat muslim. Apabila seluruh dunia merayakan tahun baru berdasarkan penanggalan masehi, umat muslim memakai penanggalan hijriah.
Berbeda dengan tahun baru masehi yang seluruh dunia rayakan dengan meriah. Terkadang hanya membuang waktu dengan berkumpul sambil berpesta sampai larut malam.
Tahun baru Islam bukan sebuah perayaan, melainkan momen untuk tafakkur (berpikir) dan tadzakkur (merenung). Umat muslim meyakini tahun baru waktunya memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Ada dua tahapan tafakkur (berpikir). Pertama tafakkur hisab (intropeksi). Artinya memikirkan dan menghitung-hitung amalannya di tahun yang telah silam, lalu dia teringat (tadzakkur) akan dosa-dosanya, hingga hatinya menyesal, lisannya pun beristighfar memohon ampun kepada Rabbnya.
Kedua tafakkur isti’daad (persiapan). Artinya mempersiapkan ketaatan untuk hari-hari yang akan datang, sembari memohon pertolongan kepada Allah, agar bisa mempersembahkan ibadah yang terindah kepada Sang Penciptanya.
Sebagai seorang muslim kita memang diajarkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, karena waktu seringkali membuat kita lalai. Padahal waktu adalah salah satu rezeki yang kita miliki.
Sobat, yuk kita manfaatkan bersama momen Muharram ini dengan sebaik-baiknya. Berkumpul bersama dengan keluarga untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.