Hari Raya Iduladha jatuh pada 10 Dzulhijjah. Saat jutaan jamaah haji di Mekah tengah bergerak untuk melontar jumroh, umat Islam lainnya melaksanakan shalat Iduladha dan menyembelih hewan kurban. Namun, esensi Iduladha lebih dari sekadar pembagian daging. Ada manfaat besar bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah kurban ini.
Bukti Ketakwaan
Hal utama yang ingin dicapai dari kurban adalah sifat ikhlas dan takwa. Firman Allah dalam QS. Al Hajj ayat 37 sebagai berikut:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
Inilah yang seharusnya menjadi motivasi kita berkurban. Jauhi riya’ di depan manusia, karena yang kita harapkan hanya pahala dari Allah. Ibadah kurban menjadi tolok ukur ketakwaan, karena setidaknya membuktikan dua hal. Pertama, bukti ketaatan seorang hamba atas perintah Rabb-nya. Kedua, bukti kepedulian seorang muslim kepada saudaranya yang lemah.
Teladan ketakwaan inilah yang dicontohkan Nabi Ibrahim. Atas perintah Allah, ia siap mengorbankan sang anak, Nabi Ismail yang dengan tawakal mendukung sang Ayah. Namun dengan kuasa Allah, Nabi Ismail digantikan dengan seekor domba. Ini adalah bukti Islam sangat menghargai nyawa manusia dan menjunjung tinggi peradaban manusia.
Perekat Hubungan Antar Manusia
Ibadah yang Allah perintahkan senantiasa mengandung dua aspek tak terpisahkan, yakni hablumminallah (vertikal, antara hamba dengan Rabb-nya) dan hablumminannas (horizontal, antar manusia).
Daging adalah barang mahal, tidak setiap jiwa bisa menyediakannya. Saat ini saja, harga daging sapi mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Padahal, nutrisi daging sangat penting untuk kesehatan tubuh.
Adanya syariat kurban dengan pembagian daging kepada kaum dhuafa, Islam menanamkan kepedulian sosial. Hikmah lainnya, mendidik kita siap berkorban untuk membahagiakan sesama muslim. Kurban menjadi perekat hubungan antar manusia.
Meningkatkan Kualitas Diri
Dalam ibadah kurban, ada pelajaran tentang kesadaran diri, empati, dan pengendalian diri. Menyadari bahwa harta yang dimiliki bukan sepenuhnya milik kita, namun titipan Allah untuk muslim yang lemah.
Lewat empati, tumbuh kepedulian pada kondisi sekeliling kita. Empati menjauhkan diri dari sifat arogan, sifat yang sangat dibenci Allah. Empati juga melembutkan hati, menumbuhkan sifat penyayang (rahim).
Berkurban juga mengendalikan diri kita dari rasa serakah. Memang, hewan kurban itu kita yang beli, tapi dalam dagingnya ada hak orang lain. Bahkan, inilah momen yang tepat untuk berbagi ke sesama dengan berbuah pahala besar.
Itulah beberapa manfaat ibadah kurban, baik untuk diri maupun lingkungan. Sesungguhnya masih banyak hikmah yang bisa digali dari setiap amal baik, oleh karenanya mari kita ambil setiap kesempatan beramal baik. Ingin berkurban untuk masjid dan jamaah di pelosok? Klik di sini.
Disarikan dari: amalqurban. com