Masjid Kuno Indrapuri adalah sebuah candi dari Kerajaan Hindu Lamuri sekitar
abad ke-12 Masehi dan merupakan tempat pemujaan sebelum agama Islam
masuk. Masjid Indrapuri berada di Desa Pekuan Indrapuri, Kecamatan
Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Masjid ini berkontruksi kayu dan didirikan di
atas reruntuhan bangunan benteng. Bangunan banteng itu pernah
dimanfaatkan sebagai pertahanan di masa pendudukan Portugis dan Belanda.
Kisah candi yang dijadikan masjid tersebut diawali dengan kedatangan
seorang penyebar agama Islam bernama Abdullah Kan’an bergelar Tengku
Abdullah Lampeuneun yang berasal dari Peureulak, Aceh Timur bersama
pangeran putra mahkota Kerajaan Lingga. Pada saat itu Kerajaan Lamori yang
berkuasa sedang dalam ancaman gerombolan bajak laut Cina yang dipimpin
seorang wanita bernama Putri Neng yang cantik namun terkenal kejam dan
bengis.
Ketika tentara Kerajaan Lamori terdesak hebat, Tengku A Lampeuneuen dan
Meurah Johan menawarkan bantuan. Dengan kekuatan keramat sebagai
Waliyullah mereka berhasil menghalau bajak laut. Sebagai ungkapan terima
kasih maka Baginda Raja menjadi muslim dan mendirikan kerajaan Islam pada
tahun 1205 M bergelar Sultan Alaidin Johansyah Dhilullah Fil’alam.
Setelah Islam masuk dan berkembang pesat di Aceh, benteng yang semula
menjadi tempat peribadatan Hindu, dindingnya dihancurkan dan digantikan
dengan masjid. Begitu juga dengan ornamen asli penghias bangunan dalam,
ditutup plester mengingat ajaran Islam melarang
adanya penggambaran makhluk bernyawa.
Setelah Kerajaan Lamori yang telah
diislamkan pada masa Sultan Iskandar
Muda (1606-1636 M) takluk dalam
kekuasaan Kerajaan Aceh
Darussalam, Indrapuri resmi
menjadi masjid jami’