Kata ‘Al-Aqsha’ berarti ‘yang terjauh’, merujuk pada Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ. Pada konteks ini, Masjidil Aqsha bermakna ‘yang terjauh dari Mekah’. Meski ada label ‘jauh’, masjid ini sangat dekat di hati umat Islam.
“Aku bertanya, “Wahai, Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram’. Aku bertanya lagi: Kemudian (masjid) mana?” Beliau menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsha”. Aku bertanya lagi: “Berapa jarak antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian di manapun shalat menjumpaimu setelah itu, maka shalatlah, karena keutamaan ada padanya”. Dan dalam riwayat lainnya: “Dimanapun shalat menjumpaimu, maka shalatlah, karena ia adalah masjid”
Empat fakta Masjidil Aqsha
- Masjid kedua yang dibangun di dunia, setelah Masjidil Haram,
- Kiblat pertama umat Islam, sebelum dipindahkan menghadap Ka’bah di Mekah,
- Salah satu lokasi Isra Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ ,
- Pahala shalat di sini 500 kali lebih besar, dibanding shalat di masjid lain (kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi).
Namun hingga kini, situasi konflik masih membayangi Al Aqsha dan sekitarnya, sehingga perlu banyak persyaratan untuk mengunjunginya, dibandingkan perjalanan ke Mekah atau Madinah.
Semoga Allah memperkenankan kita mengunjungi Baitul Maqdis suatu saat kelak.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (*)