Dalam hidup, terkadang kita dihadapkan pada perbedaan pendapat dan pandangan terhadap seseorang. Jika hal tersebut dibiarkan secara liar, maka bukan tidak mungkin memicu perselisihan bahkan mengarah pada perpecahan karena memaksakan ego dan kehendak. Oleh karena itulah kita dituntut untuk mengalah. Mengalah di sini bukan berarti kalah dan lebih merupakan jalan terbaik dalam penyelesaian masalah.
Keutamaan Orang yang Mengalah
Mengalah dalam sudut pandang Islam tentu memiliki keutamaan tersendiri. Apabila seseorang mampu untuk mengalah pada kondisi yang sangat sulit, maka tingkat keimanannya pun akan bertambah. Ini diperkuat juga dengan sabda Rasulullah ﷺ yakni:
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
Artinya:
“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.”
Menghindari Perselisihan
Adanya perbedaan paham membuat seseorang terkadang mudah naik pitam karena mungkin mereka merasa pendapatnya lah yang paling benar di antara yang lain.
Dengan demikian, orang dengan tipe seperti ini akan berusaha mati-matian untuk berusaha memengaruhi orang lain meskipun dengan cara yang tidak baik dan bisa membuat orang lain tersebut juga menjadi marah.
Pada situasi seperti ini, tidak ada salahnya kita untuk mengalah. Sebab, jika hal tersebut diteruskan tentu akan membuat sakit hati. Ketika sakit hati, seseorang cenderung akan membalas.
Alih-alih untuk menasihati dengan hal baik, justru seseorang dapat sebaliknya. Maka, mengalah adalah solusi terbaik daripada memicu perselisihan sembari menasihati dengan cara yang ramah sebagaimana kata Rasulullah ﷺ:
“Agama itu adalah nasihat”
Mengalah dalam Perdebatan yang Tak Kunjung Usai
Mengalah tidak hanya pada saat kita bersikap menentukan hal yang sulit saja, di sini juga penting untuk mengalah ketika kita mengalami perdebatan yang tak kunjung usai. Atau dengan kata lain menghindari debat kusir.
Debat kusir tersebut tak hanya bertatap muka secara langsung saja melainkan juga di media sosial yang saat ini sedang marak dan sangat sulit untuk dihindari.
Adapun yang dimaksud dari mengalah di sini adalah menghindari dengan meninggalkan perdebatan tersebut. Di dalam debat kusir tersebut, kita tentu tidak akan bisa menang berdebat melawan seseorang yang tidak beradab dan cenderung melakukan tindakan bodoh.
Meninggalkan perdebatan kusir dan tak berujung dalam Islam pun sebenarnya sudah dijelaskan dalam hadits nabi. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
Artinya:
“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.”
Contoh Sikap Mengalah dari Rasulullah ﷺ
Dari sikap mengalah untuk menang tersebut, kita dapat mencotohkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Salah satunya pada saat beliau melaksanakan Perjanjian Hudaibiyah.
Secara kasat mata, perjanjian tersebut sebenarnya cenderung merugikan umat muslim. Akan tetapi di lain sisi hal tersebut merupakan cerminan sikap kearifan Rasulullah dalam menarik simpati kaum Quraisy, terutama para pembesarnya.
Rasulullah ﷺ pernah direndahkan dan dihina oleh kaum Quraisy, namun beliau tetap bersabar dan menanggapinya tidak dengan sikap penuh amarah.
Justru sebaliknya dengan lebih menekankan pada kelembutan. Dari situlah terlihat bahwa Rasulullah memang berjiwa besar, terutama pada saat menghadapi tekanan yang begitu hebat waktu itu.
Dari situlah kita belajar bahwa mengalah bukanlah kita harus kalah. Hal tersebut mengajarkan kita untuk lebih berbesar hati dan tidak semua ‘peperangan’ dapat dimenangkan pada saat yang sama. Hanya dengan kesabaran dan menaklukan ego sendiri lah yang yang mampu membawa kita pada sebuah kemenangan besar dan mencapai ketenangan jiwa seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari ulasan tentang mengalah dan kesabaran di atas agar kita senantiasa mendapatkan rahmat dan ridha dari Allah SWT. Amin!