Kalau melihat rumah panggung reyot dan berdinding bilik yang sudah menghitam ini, hal pertama yang terlintas di benak orang adalah kata ‘suram’. Tiang-tiang kayunya keropos, langganan bocor di musim hujan, dan seolah mau roboh kalau angin berhembus kencang.
Tetapi meski rumah usang ini suram, ia justru penuh ‘cahaya’. Rumah ini dan penghuninya telah mengantarkan ratusan orang bisa membaca Al Quran.
Inilah kediaman Ustadz Suryadin, yang sejak 22 tahun lalu menjadi satu-satunya Ustadz di Kampung Tegalaja, pelosok Jawa Barat. Selain mengajar mengaji, Ustadz Suryadin juga menjadi imam masjid.
Keluasan ilmu dan kerendahan hati Ustadz Suryadin, membuat warga di kecamatan lain mengundangnya mengisi taklim.
Murid-muridnya tak terhitung, tapi sebagai gambaran, saat ini saja beliau mengajar 30 anak di kampung, dan 20 anak di masjid luar kampung. Belum lagi orang dewasa yang juga kerap meminta Ustadz mengajarkan Al Quran.
Jadi, selama 22 tahun terakhir, Ustadz Suryadin telah mengantarkan ratusan bebas dari buta huruf Al Quran. Beliau menjadi jalan bagi banyak orang mengenal Islam lebih dalam, dan menjadi muslim yang lebih baik. Masya Allah.
Mengurus Ternak Orang Lain
Rumah tersebut bukanlah milik Ustadz. Beliau menumpang gratis kepada tetangganya, dengan harapan suatu saat bisa memiliki rumah layak.
Untuk menafkahi istri dan kelima anaknya, Ustadz mencari rupiah dengan mengurus sapi dan sawah. Namun, keduanya juga bukan milik beliau.
Setiap hari, Ustadz mengurus sawah orang lain. Mulai menanam hingga memanen, Ustadz yang mengerjakan. Nanti setelah panen, beliau dan pemilik sawah membagi dua hasilnya.
Kemudian selepas dari sawah, Ustadz mencari rumput untuk pakan sapi yang orang titipkan padanya. Kalau sapi ini beranak, anaknya jadi milik Ustadz.
Namun, waktunya tak tentu. Bisa setahun, dua tahun, bahkan pernah ada sapi yang beliau urus bertahun-tahun pun tak menghasilkan anak. Jika sudah begini, Ustadz harus ikhlas tidak mendapat kompensasi untuk semua lelahnya.
Dengan pendapatan sekitar Rp 500 ribu per bulan, tak banyak yang bisa Ustadz sisihkan. Bagi beliau, yang penting keluarganya bisa makan dan anak-anaknya bisa sekolah. Urusan rumah yang sudah reyot, Ustadz hanya bisa bersabar dan berdoa Allah melindungi dirinya dan keluarganya dari bahaya ambruk.
Kepedulian Warga
Namun, kepedulian justru datang dari warga Tegalaja. Meski sama-sama berekonomi lemah, warga ingin menunjukkan penghormatan kepada Ustadz Suryadin yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menyebarkan cahaya Islam di sana.
“Ustadz mah orang baik, punya ikatan batin yang kuat dengan anak-anak yang diajarnya. Harapan kami, ada dermawan yang bisa membangunkan Ustadz rumah baru, karena kondisi rumah usang yang beliau huni sudah lapuk di mana-mana,” ungkap seorang warga.
Sobat, mungkin kita memang tidak mengenal Ustadz Suryadin, namun satu hal yang perlu diyakini. Inilah sosok orang baik yang berkomitmen di jalan dakwah. Menyediakan rumah layak untuknya, akan menghadirkan semangat baru untuk Ustadz.