Garut, masjidnusantara.org—Masjid Nusantara kembali meresmikan masjid baru, yakni yang ke-145. Peresmian ini sekaligus mengubah nama yang awalnya Daruttaubah, menjadi Al Fattah.
“Kami hanyalah wasilah (penghubung) para aghniya (orang berada) dan para wakif yang semangat untuk beribadah, dengan warga yang memerlukan masjid. Semua yang terlibat akan tertulis pahalanya,” ucap H. Yayan Somantri, dewan pembina Masjid Nusantara, pada acara peresmian Masjid Al Fattah, Kamis, (20/01/2022).
Camat Bungbulang yang juga hadir, Caca Rifai, mengatakan, adanya Masjid Al Fattah menjadi jalan pahala, baik untuk masyarakat, maupun yang membangunnya.
“Kalau siap membangun, siap juga mengisinya. Insya Allah warga siap mengisinya, berlomba meningkatkan keimanan dan ketakwaan,” ujar Caca.
Sejarah Masjid Al Fattah
Awalnya, Masjid Al Fattah bernama Daruttaubah. Sebuah bangunan berbentuk panggung, dengan identitas bedug sederhana di depannya. Inilah satu-satunya fasilitas ibadah bagi 85 keluarga muslim di Kp. Pamungguan, Desa Gunamekar, Bungbulang, Garut.
Warga membangunnya dari hasil tabungan mereka sebagai petani yang tidak seberapa. Alhasil, mereka hanya bisa membeli bahan seadanya, bahkan beberapa material harus beli dengan mencicil ke toko bangunan.
“Meski saat itu kondisi bangunan semakin lapuk dan rusak, warga tetap antusias datang. Baik shalat ataupun mengaji. Alhamdulillah, masjid ini makmur,” tutur Atip, tokoh masyarakat setempat.
Bertemu Donatur Masjid Nusantara
Atas izin Allah, doa warga Pamungguan bertemu dengan seorang donatur Masjid Nusantara, yang hendak membangunkan masjid untuk orang tuanya, yaitu H. Syahrial BP. Peliung.
“Alhamdulillah, kami berterima kasih kepada Masjid Nusantara yang telah mewujudkan niat kami membangun masjid lillahi Ta’ala. Kami berharap, masjid ini bermanfaat untuk warga dan bisa mendorong kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkap Fajar, mewakili orang tuanya.
Al Fattah sendiri adalah nama kakek Fajar, yang ia ingat sebagai sosok yang kuat mengajarkan ilmu agama kepada anak-cucunya.
Fajar—meneruskan pesan dari orang tuanya—mengajak tak hanya warga Pamungguan, tetapi juga masyarakat kampung sekitarnya untuk beribadah di Al Fattah.
“Tingkatkan ibadah, perbanyak dzikir, dan berdoa agar bisa haji dan umroh. Insya Allah, Allah akan mudahkan,” pungkas Fajar.
Pada acara ini, turut hadir Kepala Desa Gunamekar, Evie Eryani, Ketua MUI Gunamekar, KH. Abdul Karim, Ketua BPD, Ara Suhara, serta tokoh masyarakat lainnya. (*)