Artikel inspirasi

Takwa: Ciri dan Cara Meraihnya Berdasarkan Al-Qur’an

Takwa adalah kata yang berulang kali Allah Swt. sebut dalam Al-Quran. Takwa menjadi sifat idaman setiap muslim. Saking pentingnya, setiap muslim akan terus mengejar dan mempertahankannya hingga akhir hayat. 

Bulan Ramadhan adalah waktu yang istimewa untuk melatih sifat takwa. Bulan ini adalah madrasah yang dirancang untuk mendidik hati kita agar semakin dekat dengan Allah. Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang memperbaiki diri, membersihkan hati, dan meningkatkan kualitas iman.

Sifat takwa akan mengantar hamba pada ridha Allah Swt. Bahkan, melalui sifat takwa ini Allah Swt. janjikan banyak kebaikan baik untuk urusan dunia maupun akhirat. Ciri sekaligus cara takwa sudah Allah Swt. sebutkan dalam Al-Quran, salah satunya melalui surat Ali Imran ayat 134-135, sedangkan salah satu keutamaannya ada dalam ayat 133 berikut.

“Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa” (Q.S. Ali Imran: 133)

Yuk baca sampai akhir dan mari manfaatkan Ramadhan ini untuk melatih sifat takwa!

1. Orang Takwa Selalu Infak dalam Keadaan Lapang Maupun Sempit

“(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ali Imran: 134)

Orang yang bertakwa tidak tergantung pada keadaan untuk berbagi. Mereka senantiasa memberikan hartanya, baik dalam keadaan kaya maupun miskin, baik dalam situasi lapang maupun sempit. Infak ini bukan hanya dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk tenaga, waktu, dan pemikiran yang bermanfaat bagi orang lain. 

Berinfak itu cara meraih takwa, manakala dikerjakan dengan ikhlas ia akan bernilai pahala. Allah Swt. bahkan menjanjikan setiap infak yang dikeluarkan oleh seseorang akan Allah Swt. dengan berkali lipat. Sejatinya, setiap apa yang kita miliki adalah titipan dari Allah Swt., sebagai fasilitas untuk menunjang kita mencapai takwa.

2. Orang Takwa Menahan Marah dan Memaafkan Orang Lain

Cir dan carai kedua orang bertakwa adalah kemampuan untuk menahan marah. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang dapat menyulut rasa marah. Setiap orang di muka bumi ini, sekalipun Rasulullah SAW pernah merasakan emosi ini, namun orang yang membedakan bertakwa adalah mampu menahan emosinya dan memilih untuk merespon dengan sabar dan bijaksana.

Islam adalah agama sempurna, bukan hanya berisi anjuran, larangan, maupun keutamaan, tapi juga terdapat cara-cara menempuhnya. Menahan amarah ini juga dibahas loh! Begini caranya!

  • Beristigfar dan mengingat Allah Swt. 

Saat marah, salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan segera beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan mengingat-Nya. Ini membantu menenangkan hati dan menghindari reaksi negatif.

  • Diam dan Tidak Berkata Apa-apa

“Jika seseorang marah, hendaknya ia diam.” (HR. Bukhari)

Salah satu cara paling efektif untuk menahan amarah adalah dengan tidak berbicara saat sedang marah. Karena manakala kita banyak berbicara dalam keadaan marah, maka apa yang kita ucapkan bisa memperburuk keadaan.

  • Membaca Doa

Berdoa dapat menenangkan hati yang sedang marah. Berdoa ini akan menuntun kita untuk mengingat Allah Swt. dan menyadari bahwa Ialah satu-satunya dzat yang dapat menolong kita, segala skenario dari Allah Swt. adalah yang terbaik untuk kita.

  • Mengubah Posisi

Jika seseorang merasa marah, Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk mengubah posisi tubuh. Misalnya, jika seseorang marah dalam posisi berdiri, maka dianjurkan untuk duduk atau berbaring.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Jika seseorang di antara kalian marah dalam keadaan berdiri, maka hendaknya ia duduk, dan jika marah itu masih belum hilang, hendaknya ia berbaring.” (HR. Bukhari)

  • Memaafkan dan Berbuat Baik

“Dan jika kamu menahan amarah dan memberi maaf, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Tahrim: 8)

Islam sangat menekankan pentingnya memaafkan orang lain ketika mereka melakukan kesalahan kepada kita. Memaafkan dapat menghilangkan rasa marah dan mendatangkan pahala dari Allah.

  • Berpikir Positif dan Bersabar

Salah satu cara lainnya adalah dengan berusaha untuk berpikir positif dan bersabar, serta mengingat bahwa setiap cobaan, termasuk kemarahan, adalah ujian dari Allah.

Memang cukup susah susah gampang, tapi bisa dicoba!

“Sesungguhnya sabar itu adalah cahaya.” (HR. Muslim)

 

3. Orang Takwa Berbuat Baik pada Orang yang Menyakiti

Salah satu ciri istimewa orang bertakwa adalah kemampuannya untuk berbuat baik kepada orang yang menyakitinya. Mereka tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan selalu membalas dengan kebaikan. Ini dia level tertingginya!

Ada satu kisah menarik mengenai hal ini dari suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Suatu ketika saat Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, beliau sering mengalami perlakuan yang tidak adil dari orang-orang Quraisy, termasuk dari Abu Sufyan yang pada awalnya menjadi musuh berat.  Rasulullah SAW menerima dengan lapang dada. Ketika Islam mulai berkembang, Abu Sufyan masuk Islam, Rasulullah SAW pun memperlakukan beliau dengan sangat baik, meskipun Abu Sufyan dulu sering menyakiti beliau dan para sahabat. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa berbuat baik kepada orang yang menyakiti kita adalah tanda kebesaran hati dan ketakwaan yang mendalam kepada Allah.

 

5. Segera Beristighfar Ketika Berbuat Dosa

“Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya).” (Q.S. Ali Imran: 135)

Ketika orang yang bertakwa berbuat dosa, mereka segera menyadari kesalahannya dan kembali kepada Allah dengan istighfar. Mereka tidak melazimi dosa, dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri setelah mendapatkan ilmu dan petunjuk. Tapi, jangan karena Allah Swt, Maha Pemaaf lantas kita seenaknya berbuat dosa, lalu bertaubat, lalu berbuat dosa, lalu bertaubat. Karena bagaimanapun, hamba yang bertakwa tidak akan mengulangi kesalahannya. 

 

Melatih Takwa di Bulan Ramadhan

Takwa ini perlu kita latih. Ramadhan merupakan bulan tepat untuk melatih ketakwaan ini. Biasanya, bulan Ramadhan memiliki atmosfer yang pas karena seluruh muslim sedang menjalankan misi kebaikan. 

Dengan memanfaatkan waktu yang berharga di bulan Ramadan ini, mari kita berusaha menjadi hamba yang bertakwa. Semoga Allah memudahkan kita untuk menerapkan ciri-ciri takwa dalam kehidupan kita, dan semoga kita menjadi pribadi yang selalu menjaga hubungan dengan-Nya, meskipun dalam kondisi apapun.

Ramadhan ini, Masjid Nusantara menyediakan berbagai program kebaikan yang bisa Sobat coba untuk melatih sifat takwa ini! Sobat bisa cek programnya melalui masjidnusantara.org 

Bismillah

Sumber: Habib Ja’far Al-Jufri