Artikel inspirasi penyaluran program

Zakat Fitrah: Membersihkan Harta, Menjalankan Kewajiban

Zakat fitrah adalah kewajiban setiap Muslim yang memenuhi syarat tertentu. Pelaksanaan hanya pada bulan Ramadhan sebelu salat Idul Fitri. Maknanya yang sangat penting, tidak hanya sebagai bentuk kewajiban, tetapi juga sebagai cara untuk menyucikan harta dan diri, serta untuk berbagi dengan yang membutuhkan.

Pengertian Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah wajib bagi setiap Muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Jumlahnya ditentukan berdasarkan jumlah anggota keluarga dan tidak berkaitan dengan harta yang dimiliki seseorang.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda “telah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan jiwa orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan kotor, juga untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum salat Id, maka itu adalah zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya sesudah salat Id, maka itu hanyalah sekadar sedekah.” (H.R. Abu Dawud)

Ketentuan dan Takaran

Takaran Zakat Fitrah menurut Rasulullah (ﷺ) yakni satu sha’ atau 4 mud atau setara  dengan 2,5 kg beras atau 3,5 liter beras. Jika dikonversi dalam bentuk nominal, menyesuaikan dengan harga makanan pokok saat ini yakni setara Rp. 45.000,-

Pelaksanaannya bisa dalam bentuk beras maupun uang.  Bahkan di era digitalisasi sekarang tetap sah membayarnya melalui transaksi online pada Amil, untuk kemudian disalurkan pada Mustahiq (penerima).

Keutamaan 

Zakat fitrah memiliki berbagai keutamaan yang besar, baik bagi orang yang menunaikannya maupun bagi penerimanya, yakni sebagai berikut:

  1. Menyucikan Diri dan Harta

    Zakat fitrah adalah cara mensucikan diri dari kekhilafan selama Ramadhan. Walaupun puasa kita penuh kesungguhan, tapi kita bisa terjatuh dalam kekhilafan yang tidak kita sadari. Ini menjadi salah satu upaya membersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin muncul selama Ramadhan dan meningkatkan kesempurnaan ibadah puasa kita.

  2. Membantu Mereka yang Membutuhkan

    Esensi utama zakat fitrah adalah membantu orang miskin dan orang yang membutuhkan. Melalui inimereka berkesempatan untuk merayakan Idul Fitri dengan layak dan penuh kebahagiaan, tanpa merasa kekurangan atau kesulitan.

    Jadi tidak hanya melaksanakan kewajiban, tapi juga berbagi kebahagiaan, dan membantu meningkatkan kesejahtaraan.
  3. Mendekatkan Diri kepada Allah

    Zakat fitrah adalah bentuk ekspresi keikhlasan beribadah dan rasa syukur kepada Allah Swt. Dengan menunaikannya, seorang Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh pahala besar. 
  4. Menghindarkan Diri dari Kesombongan

    Zakat fitrah membantu kita untuk lebih sadar akan kondisi sosial sekitar kita dan menghindarkan diri dari sifat sombong atau merasa lebih daripada orang lain. Ini mengajarkan kita untuk selalu berbagi dengan sesama, terutama di momen-momen penting seperti Idul Fitri.

Kisah Zakat Fitrah di Zaman Rasulullah SAW

Pada zaman Rasulullah SAW, ibadah ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan keagamaan umat Islam. Rasulullah SAW mewajibkannya sebagai bentuk solidaritas sosial dan untuk memastikan bahwa umat Islam yang tidak mampu tetap bisa merayakan Idul Fitri dengan rasa bahagia.

  1. Waktu Penetapan Pelaksanaan

    Zakat fitrah pertama kali diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah, yaitu setelah umat Islam memulai puasa Ramadhan di Madinah. Tidak hanya berfungsi untuk membantu orang miskin, melaksanakannya menjadi cara untuk membersihkan hati dan jiwa orang yang berpuasa.

    Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya zakat fitrah itu wajib dikeluarkan oleh setiap orang Islam, baik yang merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa, dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  2. Pemberian kepada Orang yang Berhak

    Penerima pada masa Rasulullah SAW adalah mereka yang berhak menerimanya, yaitu orang-orang miskin, yatim piatu, dan orang yang membutuhkan di sekitar umat Islam. Tujuan utama ibadah ini adalah untuk memastikan bahwa orang-orang miskin bisa ikut merasakan kebahagiaan Idul Fitri bersama umat Islam lainnya.

    Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Zakat fitrah itu untuk mensucikan orang yang berpuasa dari hal-hal yang tidak pantas dan untuk memberi makan kepada orang miskin.” (HR. Abu Dawud)

  3. Keberagaman dalam Penyampaian

    Pada zaman Rasulullah SAW, zakat fitrah bisa diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa bahan makanan pokok seperti gandum atau kurma, maupun dalam bentuk uang atau harta lainnya yang sebanding. Hal ini menandakan fleksibilitas dan kemudahan dalam menunaikannya, yang sesuai dengan keadaan umat Islam pada waktu itu. 

Zakat Mudah, Sah, Tepat Sasaran melalui Masjid Nusantara

Alhamdulillah, Masjid Nusantara sebagai salah satu mitra Rumah Zakat telah berpengalaman menjalankan amanah mengurus zakat fitrah dari para muzakki. Tahun ini Masjid Nusantara membuka kesempatan bagi Sobat untuk berzakat dengan mudah, sah, dan tepat sasaran melalui kami.

Kemudahan melalui Masjid Nusantara membuat Sobat lebih efisien dalam melaksanakan kewajiban ini. Cukup transfer dengan nominal yang telah ditetapkan, yakni Rp. 45.000,- per orang (kalikan jumlah anggota keluarga). Tanpa perlu keluar dan memakan waktu banyak!

Sasaran penerima melalui Masjid Nusantara pun lebih tepat dan memenuhi syarat dan ketentuan Rasulullah SAW. Masjid Nusantara akan mendistribusikannya di masjid pelosok dengan konsisi ekonomi masyarakat rendah. Sehingga, Sobat bisa benar-benar membantu mereka yang membutuhkan dan membantu meningkatkan kesejahteraan.

Yuk tunaikan kewajiban zakat fitrah melalui Masjid Nusantara dengan klik link berikut!

https://www.masjidnusantara.org/donasi/zakatfitrah2025

Semoga yang kita keluarkan dapat membawa berkah, membersihkan hati, dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. Aamiin.